Hari yang ajaib

Hari Yang Ajaib Hari itu adalah Sabtu tanggal 8 Desember 2007. Siang itu bawaanku di sepeda montor banyak banget, diantaranya kolak kacang hijau yang akan aku berikan satpam, sayur mayur hasil panen putriku yang terdiri dari seikat besar kangkung dan 5 buah jagung manis besar (kata putriku harganya 3 ribu , dan memilih sendiri mana yang ingin dipetik di kebun kelasnya), ubi rambat pemberian tim Ge sekolahku, serta barang-barangku dan barang putriku. Aku dah mau pulang ketika adikku mengatakan, " Mbak, aku tadi nitip pulsa temanku, tapi salah beli, mestinya star one tapi dibelikan fleksi, kamu beli ya mbak, 50 ribu" . "Ya". Aku bilang begitu. Sampai di tempat satpam, aku berikan kolak kacang hijaunya, aku lega, karena barangku berkurang. Siang itu aku dan putriku ingin makan di luar. Akhirnya kami memutuskan membeli pangsit mie di dekat rumah ustadzah Aminah. Judul nya " Pangsit Mie Cita Rasa Eksekutif" Aku dah bayangkan pasti rasanya enak, walau pasti sedikit lebih mahal. Ga apa-apa. Aku tunggu lama, ga segera siap, tak berapa lama ada miss call dari ibuku. Aku telp balik, ibuku cerita kalo tadi ngisi pulsa adikku 50 ribu tapi kliru fleksi. Ha ha ha. Aku jadi tau nih, ternyata yang ngisi pulsa adikku adalah ibuku, bukan dia nitip temannya seperti yang dia bilang padaku. Capek deh... Ha... ha... ha... Tak berapa lama lewatlah ustadzah Aminah, dia klakson-klakson, aku "Tet Tet Tet" .... aku lihat siapa. Hai! Ternyata Ustadzah Aminah. Tak lama kemudian pangsit mie yang aku pesan siap. Ya Allah... mienya kok lengket-lengket, diambil dengan sumpit tidak bisa, alias "kempel" seperti adonan lengket. Aku coba rasanya,... alamak... ga enak blas!!! Aku coba makan , neg. Ya dah aku makan beberapa suap, tak lama kemudian aku panggil yang jual. "Mas udah, berapa semuanya? " " Sepuluh ribu" Aku beri dia 20 ribu, kan nanti kembali 10 ribu, dan aku bilang padanya, "Maaf mas, pangsitnya tidak enak, masa seperti bubur lengket, dan coba deh rasanya tidak enak!" " Ya dah Bu... saya ganti ya..." " Ya dah terserah, aku juga bingung!" Aku pikir, aduh pasti lama, padahal aku mau memberi les privat. kapan selesainya, akhirnya aku bilang, " Mas, dbungkus aja!" Aku bayangkan, nanti di rumah muridku les aku makan, dan pangsit mie nya dah enak, tidak seperti tadi, karena dia dah belajar dari pengalaman. Akhirnya mie masak, dibungkus, aku diberi kembali 10 ribu. Mie aku bawa ke rumah muridku les. Sampai di rumah muridku les, aku bilang pada muridku, " Yo, makan mie sama-sama ya, ... aku tadi beli pangsit. Aku bagi berdua kamu ya,... karena mungkin aku ga habis". Muridku setuju. Aku buka bungkusnya, dan..... Ya Allah... masih lengket, apa-apaan... dan rasanya... WEK. Tidak enak. Ini gimana sih... Kan tadi udah ga enak, sekarang kok ga enak lagi...? Ha ... ha ... ha... Hari ini sungguh lucu, setidaknya aku bisa mengambil hikmah, tidak beli pangsit di situ lagi, walau cita rasa eksekutif, mungkin cita rasa ekonomi lebih cocok buat lidahku. Setelah memberi les, aku ke rumah temanku, memberikan hasil panen anakku yaitu kangkung dan jagung serta aku beri ubi. Aku hanya membawa pulang sebuah jagung, dan beberapa ubi saja, yang lain aku berikan temanku. Alhamdulillah, barang bawaanku jadi lebih sedikit. Aku mampir ke Ramayana Dept. Store, membeli beberapa album foto, dan keperlun sekolah putriku. Alhamdulillah... Hari ini benar-benar ajaib.