Cerita tentang perjalanan sekolah eyang

Cerita tentang perjalanan sekolah eyang. Sekolah taman kanak-kanak di Jl. Dr. Soetjipto, Madiun, nol kecil dan nol besar. Saat itu punya ibu tiri baik, sabar, menyusui Nedot, panggilan eyang saat itu. Memberi kursus membuat korsase, keranjang kue, membuat kue tart.

Sekolah rakyat SR Guntur di Jl.Jawa Madiun sampai kelas tiga. Saat itu punya ibu tiri yang kejam, punya anak bawaan dua, cucu dua.

Bapak Mukmin pensiun saat Anna kelas tiga SR.

Pak Mukmin guru di DOK PERKAPALAN Tanjung Perak Surabaya. Nanik dan Anna bersama ibu tiri kontrak rumah di GatulMojokerto. Sekolah di SD Gatoel Mojokerto kelas 4 sampai kelas 5, karena dianiaya ibu tiri, Nanik dan Anna pindah ke Surabaya, di Kedung Klinter. Sekolah kelas 5 SD Kedung Rukem Surabaya, entah ibu tiri berada di mana. Bapak hidup dengan anak-anak dalam kemiskinan. Budhe Koes ke bawah belum menikah.

Selanjutnya sekolah di SD Karah Wonokromo, rumah di Jl. Ketintang, kontrak. Ibu tiri yang jahat ada lagi,tapi sudah tidaak jahat. Di SD tersebut kelas 6, karena ditaksir teman sekelas, takut, nangis, minta pindah sekolah di SD Budi Dharmo, satu kelas dengan mbak Nanik.

Sekolah di SMPN 6 Jl Jawa Surabaya, rumah di Margorejo, naik trem listrik, turun Keputran, trus jalan kaki. Budhe Koes, Budhe Yoel sudah menikah. Saat itu aktif ikut Pramuka, dan menjadi vokalis Band Agusta Nada, dgn Budhe Nanik. Drummernya akhirnya jadi pelawak terkenal, Jalal Almarhum.

Sekolah SMAN 8 Surabaya, yang terletak di belakang penjara, Jl. Kalisosok. SMA Jurusan PAS/PAL. Rumah di Kupang Krajan, ikut Budhe Yoel. Menikah dengan R. Soemartono, B.A. Guru matematika.

Ingin bekerja mencari uang sendiri, melamar bekerja, melihat iklan di Koran-koran. Akhirnya diterima kerja sebagai sales MIWON. Pernah diterima sebagai pelayan toko mebel, pernah diterima sebagai penjual jamu Air Mancur, pernah diterima di Asuransi. Tapi semua itu tidak dijalani. Yang dijalani adalah jadi pengaduk puyer obat bartuk di Apotek Nusantara Undaan Surabaya. Saat itu rumah di Asem Jaya naik sepeda ke Undaan. Sedang hamil anak ketiga, Tono. Semua eyang jalani sampai hamil 9 bulan. Melahirkan, dan akhirnya berhenti bekerja.

Kemudian rumah pindah di Jl. Kartini 10A Jombang. Eyang jual mie ribus, mie goreng, serta mracang.

Kuliah D2 Bahasa Inggris IKIP Negeri Surabaya, Rumah di Jl. Plemahan gang VI Surabaya. Saat itu punya suami Pak Yanto almarhum. Diangkat jadi guru PNS di SMP Dukun Kabupaten Gresik, dijalani 3 tahun, trus pindah ke SMPN 29 Surabaya.

Di Plemahan, pernah jual rujak, pecel, gado-gado, kolak, angsle, ronde dll.

Kuliah S1 Bahasa Inggris IKIP Negeri Surabaya, rumah di Ketintang gang IV Surabaya, sudah jadi PNS.

Di Ketintang pernah mengkreditkan sprei, daster, karpet, baju, kaos, kemeja, dll.

Kemudian pindah ke Balaraja Tangerang.

Karier tidak datang tiba-tiba, eyang harus sekolah, kuliah, jadi guru swasta, jadi PNS, jadi instruktur Bahasa Inggris di Propinsi Banten, baru jadi Kepala Sekolah.

Rezeki tidak dating tiba-tiba tapi harus dicari, eyang juga member les Bahasa Inggris. Saat jadi guru juga pernah jual es dititipkan di koperasi sekolah.