link
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Post a Comment