Labels

Sunday, November 7, 2021

Goal Setting and Life Balancing

πŸ™‹‍♂️Positive Thoughts is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
πŸŽ™️Topic: Thunderbolts - Episode No.16
⏱️Time: Nov 7, 2021 06:00 PM Mumbai, Kolkata, New Delhi








🎧Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/84396353908?pwd=Y3JETEp0RnF6M0NkbU5PWHE0Qjh2Zz09
Meeting ID: 843 9635 3908
Passcode: 400859

FACEBOOK LIVE
https://fb.me/e/20yNim8CK

LINKEDIN POST
https://www.linkedin.com/posts/speakergaurav_namaste-post-gratitude-activity-6863013262120878080-bTbR

Topic name:
Goal Setting and Life Balancing
Key Take Aways
1. Self Exploration
2. Self Realisation
3. Practical Understanding of the importance of goals
4. Why do people don't set goals
5. Realising the Purpose of life
6. Importance of balancing one's life
7. How to balance our lives

Looking forward for your everlasting support and gracious presenceWhat are SMART Goals?
Goals are part of every aspect of business/life and provide a sense of direction, motivation, a clear focus, and clarify importance. By setting goals, you are providing yourself with a target to aim for. A SMART goal is used to help guide goal setting. SMART is an acronym that stands for Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Timely. Therefore, a SMART goal incorporates all of these criteria to help focus your efforts and increase the chances of achieving your goal.



Life goals are what we want to achieve, and they’re much more meaningful than just ‘what we need to accomplish to survive’. Unlike daily routines or short-term objectives, they drive our behaviors over the long run. There’s no single psychological definition for them, and they aren’t strictly a clinical construct, but they help us determine what we want to experience in terms of our values

And because they are personal ambitions, they can take many different forms. But they give us a sense of direction and make us accountable as we strive for happiness and well-being—for our best possible lives.



Handsome and SMART






Alumni Diklat CKS Kelas T

Salah satu program prioritas tahun 2020 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah penyiapan calon kepala sekolah yang mampu memimpin dan mengelola sekolahnya dengan baik sehingga murid mendapatkan kebahagiaan selama menjalani proses Pendidikan di sekolah (Student’s Wellbeing). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah mengamanatkan bahwa guru sebagai calon Kepala Sekolah harus mengikuti Diklat Calon Kepala Sekolah dan mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) sebagai salah satu persyaratan untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Sekolah. Bahan Pembelajaran (BP) ini digunakan sebagai bahan belajar secara dalam jaringan (daring), Luar jaringan (luring) atau perpaduan antara daring dan luring (kombinasi) bagi pengajar dan peserta Diklat Calon Kepala Sekolah dalam melaksanakan seluruh rangkaian diklat yang terdiri aktivitas pembelajaran dan tugas-tugas yang dipersyaratkan. 

Budaya belajar adalah cerminan mutu pendidikan sekolah yang tumbuh kembangnya berdasarkan semangat dan nilai yang dianut sekolah, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah yang mampu mengembangkan kecerdasan, keterampilan siswa yang ditampakkan dalam bentuk kerjasama warga sekolah dalam kedisiplinan, tanggung jawab, dan motivasi belajar. Budaya belajar merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh masyarakat sekolah yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abtrak, terutama yang berkaitan dengan hasil belajar . 

Budaya belajar adalah suasana kehidupan siswa berinteraksi dengan lingkungannya, seperti keluarga di rumah, teman-teman di sekolah, guru, konselor, tenaga kependidikan, dan antara kelompak masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan antar kelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku disuatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebanggaan dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya belajar. 

Fenomena budaya belajar yang berpihak pada murid memiliki indikator seperti sistem pembelajaran lebih baik, waktu belajar lebih panjang dan memiliki lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran. Kepala sekolah dan warga sekolah dalam merumuskan dan menetapkan visi sekolah memperhatian ketentuan perumusan visi dan misi yang baik. Untuk mewujudkan visi, sekolah menciptakan budaya belajar yang berpihak pada peserta ddidik. seorang Kepala sekolah melakukan tindakan-tindakan yang berkenaan dengan visi sekolah seperti melibatkan warga sekolah dalam penetapan visi dan program yang mendukung, mengomunikasikan visi dengan berbagai cara yang efektif menjangkau warga sekolah, menghimpun dukungan dari segenap warga sekolah dan komunitas dalam mewujudkan visi sekolah, dan mendorong warga sekolah untuk mencoba pendekatan-pendekatan baru secara interaktif dan reflektif yang mewujudkan visi sekolah.

Budaya belajar pun terus bergema di hati kami Alumni Diklat CKS Kelas T Dinas Pendidikan Kota Surabaya

1. SRI WINARTI S.Pd - SMP KATOLIK STELLA MARIS SURABAYA
2. CHAMALA KURNIAWATI S.Pd - SMP WACHID HASYIM 4 SURABAYA
3. SARI YUSTININGTYAS S.Pd - SMP Kristen Dharma Mulya Surabaya
4. SIDIK YUPRIADI S.Pd - SMP PGRI 17 SURABAYA
5. MAKHSUN JAYADI S.Pd - SMP YP 17 SURABAYA
6. LANANG SANTOSO S.Pd - SMP MUHAMMADIYAH 11 SURABAYA
7. EDI KUSUMA KURNIAWAN - SMP TA`MIRIYAH SURABAYA
8. SARBANI S.Ag - SMP Barunawati Surabaya
9. MELIANA SRI RESMIYATI S.Pd - SMP KATOLIK ST. VINCENTIUS SURABAYA
10. ENNY SURYANINGSIH S.S. - SMP GHUFRON FAQIH
11. RADEN RORO MARTININGSIH M.Pd - SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA
12. Dra TITRIS HARIYANTI UTAMI M.Si - SMP YPPI - 1 SURABAYA
13. ENDANG SRI WAHYUNI S.Sn - SMP ISLAM BAITUL AMIEN SURABAYA
14. RUMONDANG SILITONGA S.Pd - SMP KRISTEN YBPK 1 SURABAYA
15. NYOTO WAHYUDI S.Pd - SMP PGRI 1 SURABAYA
16. IPAM LESTARI S.Pd - SMP KYAI HASYIM SURABAYA
17. HIDAYAT S.T - SMP MUHAMMADIYAH 17 SURABAYA
18. SETIA BUDI S.T - SMP BINA BANGSA SURABAYA
19. MARGARETHA ILIN UBAYANTI, S.PD. M.Si - SMP SANTO YOSEF SURABAYA



















Calon Kepala Sekolah Visioner


Tujuan pendirian sekolah tentu tidak lepas dari keinginan agar sekolah diminati oleh masyarakat. Keberhasilan SMP Muhammadiyah 1 Surabaya dalam manajerialnya adalah sebuah pendekatan pengelolaan strategis (strategic management) dalam rangka mengoptimalkan seluruh upaya yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah 1 Surabaya guna mewujudkan Visi yang dimiliki sejak semula.

Seorang kepala sekolah visioner dapat mengatur sekolah yang dipimpinnya dengan penuh perubahan, dan berorientasi ke arah pengembangan sekolah di masa depan. Perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa depan, dapat diprediksi dalam program pengembangan sekolah yang dirumuskannya. Atas dasar pemikiran tersebut, kepemimpinan visioner kepala sekolah merupakan solusi terbaik yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.

Visi adalah kunci keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah. Pernyataan ini, adalah indikator utama yang dapat mengantarkan kesuksesan kepala sekolah dalam membawa sekolahnya ke arah yang dicita-citakan. Visi memainkan peranan penting, tidak hanya pada tahap awal, tetapi pada keseluruhan siklus pengelolaan sekolah. Visi adalah penunjuk arah bagi kepala sekolah yang ingin mendalami organisasi sekolah dan kemana tujuannya. Cepat atau lambat, akan tiba waktunya, di mana kepala sekolah harus merumuskan kembali arahnya, atau mungkin suatu perubahan menyeluruh dan langkah pertamanya akan selalu berupa sebuah visi yang baru. Visi adalah intisari kepemimpinan kepala sekolah. Visi merupakan alat yang tak tergantikan, kecuali jika kepemimpinan kepala sekolah memang sengaja diarahkan pada kegagalan. Untuk memahami mengapa demikian, perhatikan hakikat sebenarnya dari kepemimpinan dalam sebuah organisasi dan bagaimana visi mempengaruhinya.



Kepemimpinan visioner kepala sekolah, sekurang-kurangnya memiliki empat fungsi sebagai berikut:
1. Penentu Arah. Kepala sekolah menyeleksi dan menetapkan sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan strategis, untuk menyusun berbagai langkah menuju sasaran yang dapat diterima sebagai suatu kemajuan riil oleh semua warga sekolah. Kemajuan dapat berarti satu langkah maju yang jelas dalam efektivitas dan efisiensi, dapat pula berarti meningkatnya kemampuan kepala sekolah dalam menentukan target milestone sekolah dalm kurun waktu tertentu.

2. Agen Perubahan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk merangsang perubahan di sekolah, misalnya kinerja guru dan tata usaha sekolah, sumber daya dan fasilitas, sehingga memungkinkan pencapaian sebuah visi di masa depan. Untuk menjadi seorang agen perubahan yang baik, kepala sekolah harus mampu mengantisipasi berbagai perkembangan di luar sekolahnya, memperkirakan implikasinya terhadap sekolah yang dipimpinnya, menciptakan sense of urgency dan prioritas bagi perubahan yang diisyaratkan oleh visi sekolah, mempromosikan best practies guru dan memberdayakannya dalam organisasi sekolah.

3. Juru Bicara. Kepala sekolah, sebagai seorang pembicara yang terampil, pendengar yang penuh perhatian dan pengejawantah sekolah, adalah promotor dan negosiator bagi sekolah yang dipimpinnya kepada pihak luar. Untuk menjadi seorang juru bicara yang efektif, kepala sekolah harus menjadi negosiator utama dalam berhubungan dengan pihak lain dalam pembentuk jaringan hubungan eksternal, guna menghasilkan gagasan, sumber daya, dukungan, atau informasi yang bermanfaat bagi kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Kepemimpinan visioner kepala sekolah harus menjadi sarana dan pesan yang mengekspresikan apa yang bermanfaat, menarik, dan menyenangkan di masa depan sekolah.

4. Coach (Pelatih). Kepala sekolah adalah pembentuk tim yang memberdayakan semua warga sekolah dalam organisasi sekolah “menghidupkan visi”, dan karenanya berperan sebagai mentor dan teladan dalam berbagai usaha, yang diperlukan untuk merealisasikan berbagai usaha yang diperlukan untuk merealisasikan visi tersebut. Untuk menjadi seorang pelatih yang efektif, kepala sekolah harus memberi tahu semua warga sekolah, apa artinya visi bagi kepala sekolah dan warga sekolah, dan apa yang akan dilakukan untuk merealisasikannya. Kepala sekolah juga harus harus menghargai keberhasilan setiap guru, staf tata usaha dan bahkan sampai pada peserta didik di sekolahnya, menghormati semua warga sekolah, membangun kepercayaan diri warga sekolah, memfasilitasi warga belajar mengembangkan diri, dan mengajari bagaimana meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam mencapai visi secara konstan.