Laporan Pemanfaatan Siaran TVE

LAPORAN PEMANFAATAN TELEVISI EDUKASI (TVE)

SMP AL MUSLIM WARU SIDOARJO JAWA TIMUR

TRISEMESTER I

JANUARI – MARET 2009

I. DATA UMUM SEKOLAH

1. Profil singkat sekolah

Sekolah Menengah Pertama Swasta Al Muslim terletak di wilayah Sidoarjo, tepatnya di perbatasan kota Surabaya dan Sidoarjo. Lokasi sekolah tersebut berpotensi sebagai Kawasan Industri dan Perdagangan yang terkenal dengan industri sandal dan sepatu. Lokasi sekolah sangat rawan dengan dampak pengembangan industri untuk itu dikembangkan sekolah berwawasan lingkungan yang mengajarkan seluruh civitas sekolah untuk mengenali, mencintai, mengelola dan membudidayakan potensi sumber daya alam di lingkungannya.

Sekolah Menengah Pertama Al Muslim berdiri tahun 2001 yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai sekolah Islam dengan program Full Day School. Lokasi sekolah berada menjorok ke dalam perumahan Pondok Tjandra sehingga tidak tampak dari luar Jalan Raya Wadung Asri. Lokasi ini sangat menguntungkan dengan situasi yang nyaman, aman, tenang dan terbebas dari polusi.

Sarana dan Prasarana.

a. Tanah dan Halaman

Tanah sekolah milik Lembaga Al Muslim . Luas areal seluruhnya 22.200 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 1095 m.

b. Gedung Sekolah

Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai.

Visi dan Misi

Lembaga Pendidikan al muslim

Visi :

Menjadi lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan dan menghasilkan generasi muslim yang siap menjadi khalifatullah fil ardl yang berwawasan imtaq dan iptek.

Misi :

Mengembangkan dan menyelenggarakan sistem pendidikan komprehensif.

Jenjang SMP mengemban misi utama memperkuat landasan kehidupan islami para siswanya.

Tujuan Lembaga Pendidikan al muslim

Sekolah SMP al muslim memiliki tujuan :

1. Mengembangkan fungsi dan fitrah manusia sebagai khalifah di bumi dengan berlandaskan kepada Al Qur`an dan Hadits Nabi.

2. Membentuk anak yang beraqidah, berakhlaq mulia, memiliki pengetahuan luas, terampil, peduli pada lingkungan sekitar, dan dapat hidup mandiri.

Jenjang Pendidikan

di Lembaga Pendidikan al muslim

Jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan al muslim adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Bermain (KB) al muslim didirikan pada Juli 1997.

2. Taman Kanak-Kanak (TK) al muslim didirikan pada Juli 1987.

3. Sekolah Dasar (SD) al muslim didirikan pada Juli 1990.

4. Sekolah Menengah Pertama (SMP) al muslim didirikan pada Juli 2001.

Orientasi Pendidikan

di Lembaga Pendidikan al muslim

Orientasi pendidikan Lembaga Pendidikan al muslim adalah :

1. Turut serta menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas umat.

2. Membina manusia baik secara pribadi/kelompok sehingga mampu mengembangkan fitrah dan fungsinya.

3. Terwujudnya pribadi yang beriman dan bertaqwa serta ikhlas, memiliki intelektual yang tinggi, sehat jasmani dan rohani.

4. Mengembangkan etos kerja sejak dini.

5. Meningkatkan semangat kewirausahaan dan kepemimpinan.

6. Menyiapkan siswa kreatif yang dapat mengembangkan ilmunya secara otodidak berdasarkan konsep-konsep dasar tentang proses belajar yang telah dikuasai.

Target Lembaga Pendidikan al muslim

Target yang dicapai setelah siswa menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan al muslim adalah :

1. Disiplin sholat.

2. Terampil membaca Al Qur`an.

3. Memiliki aqidah yang kuat.

4. Berakhlakul karimah.

5. Mampu memimpin diri sendiri dan orang lain.

6. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

7. Mandiri.

8. Mampu berbahasa Inggris dengan baik (SMP).

Ciri Khas / Program Unggulan al muslim

Program unggulan yang dimiliki oleh Lembaga Pendidikan al muslim, yaitu :

1. Full Day School

Full day school adalah sistem belajar sepanjang hari yang dipusatkan di sekolah supaya siswa mendapatkan pembinaan dan bimbingan lebih lama dari guru (ustad/ustadzah) sehingga kendala rentang waktu kosong antara pengawasan sekolah dan pengawasan orang tua teratasi. Jam belajar di Lembaga Pendidikan al muslim dimulai pukul 07.15 WIB dan berakhir pada pukul 15.45 WIB (hari Senin s/d Jum`at, Sabtu sampai dengan pukul 10.00 WIB).

Jumlah materi dan jam pelajaran lebih banyak dari kewajiban standar isi kurikulum Diknas sebagai upaya untuk memberi bekal ilmu kehidupan dunia dan ilmu keagamaan beserta pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari menurut jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh

Lembaga Pendidikan al muslim. Rentang waktu belajar yang lama di sekolah diisi dengan kegiatan belajar yang atraktif, bervariasi, menyenangkan dan berpusat kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman.

2. Leadership

Pada dasarnya manusia dilahirkan ke bumi sebagai khalifah. Untuk itu dalam upaya mengembangkan potensi kekhalifahan maka Lembaga Pendidikan al muslim sejak dini membekali siswa dengan tujuh keterampilan leadership yang terdiri dari :

a. Pemahaman diri

b. Berkomunikasi

c. Belajar efektif

d. Mengatur dan mengelola

e. Membuat keputusan

f. Bekerja dalam kelompok

g. Memperbaiki akhlak agar diterima oleh orang lain (menyatu).

3. Green Education

Green Education merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada alam. Melalui alam, siswa diharapkan dapat menggali ilmu pengetahuan baik yang tersirat maupun tersurat sehingga siswa memiliki kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual yaitu cinta dan peduli terhadap alam serta senantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT.

1. Struktur organisasi pengelolaan TVE (meliputi tugas dan tanggung jawab)

2. Jumlah kelas yang sudah memanfaatkan TVE (kelas berapa saja)

Seluruh Kelas telah memanfaatkan TVE dalam pembelajaran

3. Jumlah guru yang sudah memanfaatkan TVE (nama dan mata pelajaran yang diampu)

Suwandi, S.S. = Bahasa Inggris

Rr. Martiningsih, M.Pd. = Matematika

Nunuk Winarsih, S.Pd. = Bahasa Indonesia

Eko Puji Lestari, S.Pd. = Ketrampilan

Dyah Mustikasih, S.Si. = Sains

I. HASIL PEMANFAATAN TVE

1. HASIL PEMANFAATAN

Siswa dapat mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan memanfaatkan siaran TVE, melakukan eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan.

Siswa dapat menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan berdasarkan pengalaman belajar melalui tayangan TVE.

Guru dapat menunjukkan pemahaman konsep materi yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah melalui tayangan TVE.

Guru dapat merencanakan dan memanfaatkan media TVE dalam kegiatan belajar-mengajar secara teratur sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari sumber belajar yang berhubungan dengan materi di luar guru.

Kepala sekolah atau pengelola sekolah dapat memfasilitasi pemanfaatan media TVE untuk pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan mengoperasionalisasikan televisi agar mereka dapat memanfaatkan TVE secara teratur.

2. TANGGAPAN

A. Tanggapan guru tentang pemanfaatan TVE

Melalui pembelajaran dengan memanfaatkan program intregrasi Tve yang ada, guru merasa lebih mudah untuk melakukan transfer knowledge karen program TVe cukup mewakili apa yang telah diinginkan oleh pengajar, media yang sulit untuk dibawa kedalam kelas bisa terwakili oleh media TVe pada saat tayangan berlangsung. Suasana kelas menjadi hidup dan siswa menjadi aktif dalam mengikuti PBM.

Dari kegiatan sosialisasi, sebagian besar guru belum mengetahui adanya siaran TVE, beberapa diantaranya telah mengetahui, namun tidak bisa merellay dengan jelas di rumah, beberapa bisa merellay melalui TVRI, dan beberapa bisa merellay dengan baik.

Lembaga Pendidikan Al Muslim telah menerima 2 unit televisi Samsung 29 inch, sebuah DVD player, dan sebuah modem dari PUSTEKKOM di unit SMP, sehingga, bagi unit lain seperti SD atau TK bila ingin menonton TVE harus moving class ke SMP. Barulah setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, berbagai informasi tentang TVE menjadi jelas bagi para guru, seperti:

1) hakekat penyelenggaraan siaran TVE dan institusi yang mengelola TVE, 2) fungsi siaran TVE dalam kegiatan pembelajaran, dan 3) cara atau pola memanfaatkan siaran TVE. Pada awal kegiatan sosialisasi, para guru mengemukakan bagaimana caranya agar siaran TVE dapat sesuai dengan jadwal pelajaran sekolah. Apabila kesesuaian yang demikian ini terjadi, pemanfaatan siaran TVE dalam kegiatan pembelajaran akan relatif lebih mudah diselenggarakan guru. Keseusaian yang dikehendaki guru tentulah tidak mungkin terjadi. Mengapa? Ada 3 alasan mengapa tidak mungkin menyesuaikan jadwal siaran TVE dengan jadwal pelajaran sekolah, yaitu:

1) adanya perbedaan waktu

2) tidak semua mata pelajaran yang disajikan guru di sekolah ditayangkan melalui siaran TVE,

3) materi pelajaran yang ditayangkan melalui siaran TVE belum tentu sesuai dengan urutan materi pelajaran yang telah ditetapkan sekolah, dan

4) jadwal pelajaran sekolah antar sekolah saja sulit disamakan.

Di dalam pertemuan sosialisasi, didiskusikan berbagai upaya atau cara yang dapat disiasati guru dalam membelajarkan peserta didiknya melalui pemanfaatan siaran TVE. Ada 3 cara atau pola pemanfaatan siaran TVE, yaitu:

1) Pemanfaatan siaran TVE secara langsung, yang berati guru mata pelajaran telah mempersiapkan RPP dantelah mengetahui jadwal siaran TVE, dan kemudian mengkondisikan peserta didiknya untuk mengikuti siaran TVE.

2) Pemanfaatan siaran TVE sebagai penugasan, di mana guru mata pelajaran menugaskan peserta didiknya untuk mengikuti siaran TVE, baik secara individual maupun kelompok kecil, baik di sekolah maupun di rumah.

3) Pemanfaatan siaran TVE sebagai pengisi jam-jam pelajaran kosong, di mana guru pembina mata pelajaran berhalangan hadir sehingga RPP yang telah dipersiapkan diserahkan kepada Kepala Sekolah untuk kemudian menugaskan guru piket atau guru serumpun untuk melaksanakannya.

B. Tanggapan siswa tentang pemanfaatan TVE

Data tentang persepsi dan penyikapan siswa terhadap siaran televisi edukasi (TVE) didapat dari pengisian angket Fokus materi pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik melalui angket mencakup (a) perasaan saat menonton siaran Televisi Edukasi, (b) alasan menyenangi siaran pembelajaran yang disajikan melalui TVE, (c) pernah-tidaknya menonton TVE di rumah, dan (d) Acara TVE yang paling disenangi, maka didapat: sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka senang menonton siaran TVE di sekolah. Bagi siswa yang memiliki perasaan biasa saat menonton tayangan siaran TVE di sekolah adalah karena mereka merasa apa yang mereka lihat di televisi sama dengan yang diterangkan guru. Sedangkan bagi siswa yang tidak senang menonton siaran TVE adalah karena siswa tersebut merasa malas untuk pindah kelas untuk menonton televisi di ruang lain. Hal ini disebabkan karena televisi di Lembaga Pendidikan Al Muslim-Sidoarjo hanya berada di ruang tertentu, sehingga menerapkan sistem siswa yang rotatif (moving class) dalam menonton siaran TVE.

Sebagian besar responden memberikan alasan bahwa mereka menyenangi kegiatan pembelajaran melalui TVE karena menambah ilmu pengetahuan, sehingga apa yang tidak tersampaikan guru bias disajikan dengan baik oleh siaran Televisi Edukasi (TVE). Sedangkan alasan lainnya yang diajukan responden adalah karena kegiatan belajar dilakukan dengan mempergunakan televisi dan senang karena tidak membosankan.

Lebih dari separoh responden menyatakan mereka pernah menonton TVE di rumah. Sedangkan responden lainnya mengatakan bahwa mereka tidak pernah menonton siaran TVE di rumah. Satu dari responden yang menyatakan tidak pernah menonton siaran televisi di rumah memberikan alasan karena tidak memiliki televisi. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan bahwa ada sebagian dari peserta didik asuhannya yang tidak pernah TVE di rumah. Dalam kaitan ini, para guru hendaknya mengupayakan dan merencanakan agar TVE dapat dimanfaatkan di sekolah seoptimal mungkin sehingga peserta didik yang tidak berkesempatan memanfaatkan tayangan TVE di rumah, masih berkesempatan mengikuti tayangan TVE di sekolah.

Siswa menyatakan siaran TVE yang paling disenangi adalah pelajaran sekolah. Yang menyatakan bahwa acara yang disenangi adalah ilmu pengetahuan yang berbeda dengan pelajaran sekolah menempati posisi terbesar. Ini berarti pada dasarnya anak-anak suka akan hal-hal yang baru dan menarik. Responden lainnya menyampaikan bahwa acara yang disenangi adalah yang berhubungan dengan Ketrampilan dan Hobby. Beberapa siswa mengungkapkan bahwa tayangan yang mereka sukai adalah ilmu pengetahuan populer yang diadopsi dari luar negeri seperti DWTV atau VOA yang berbahasa Inggris sehingga banyak siswa tidak mengerti maknanya. Sekalipun demikian, mereka sebenarnya menyenangi siarannya dan berharap ada teks terjemahannya atau disulih dalam bahasa Indonesia.

II. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.

Pembelajaran dengan mempergunakan TVE penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil , obyek pembelajaran terlalu besar , kendala geografis, berbahaya, informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah.

B. Saran

Melalui tayangan siaran televisi seperti tersebut di atas, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya khasanah pengetahuan atau wawasan; pada khususnya memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya. Mengingat besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM).

III. LAMPIRAN

1. Laporan pemanfaatan mingguan

2. Jadwal pemanfaatan TVE

3. Dokumentasi pemanfaatan TVE (jika ada)