Labels
- Akun belajar.id (79)
- Asesmen Nasional (2)
- BPMTPK (5)
- Buku (16)
- Canva (3)
- CKS (16)
- edpuzzle (1)
- Educlouds (4)
- Family (218)
- Girl4Tech (1)
- Guru Inti (2)
- Haji (100)
- Hobby (112)
- House (13)
- IDYM (22)
- IGI (17)
- Informasi Rumah Belajar (49)
- International Speaker (14)
- Isodel (3)
- Jurnal Teknodik (17)
- Kesehatan (4)
- Kinemaster (20)
- Kultum (2)
- Kurikulum (2)
- Laporan (24)
- matematika (32)
- Microsoft (99)
- My Achievements (36)
- My Activity (169)
- My Profile (22)
- My Story (142)
- Newspaper (15)
- Pandu Digital (3)
- Pena (9)
- PGRI (2)
- Pojok Inspirasi (1)
- Positive Thoughts (22)
- PPPPTK TK PLB (1)
- Quote (7)
- RPP (5)
- SAC (8)
- SILN (133)
- Sosialisasi (103)
- Tips (3)
- TV9 (2)
- TVE (15)
- Unique U (1)
Wednesday, December 18, 2013
Friday, November 22, 2013
Pemanfaatan TVE Terintegrasi Pembelajaran Kurikulum 2013
Jakarta (12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud
Senayan Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP Muhammadiyah 1 Surabaya,
menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam pembelajaran. Sebagai media,
televisi memiliki empat fungsi, yakni fungsi komersial, alat hiburan, penyampai
informasi, dan edukasi. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah
meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang
mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah mencanangkan
dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003. Harapannya tentu saja
televisi edukasi bisa menambah wawasan dan kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh tontonan mereka,
seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada cerita-cerita misteri akan
mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu, televisi, khususnya Televisi Edukasi
sangat cocok dijadikan sebagai sumber belajar. Apakah tayangan Televisi
Edukasi sesuai dengan Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan
memanfaatka Siaran Televisi Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang
terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti
bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,
sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa
dikuasai oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE penting
dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran, maka
guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di
kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil (misal: sel, atom, unsur,
jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu besar (misal: gunung, samudra,
pesawat udara, dll), kendala geografis (misal: hutan, jurang, pulau terpencil,
dll), berbahaya (misal: bencana alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan
pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah
ataupun kuliah (misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang sesuai dengan
pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Alur pembelajaran pada siaran Televisi
Edukasi telah disesuaikan dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses
pembelajaran dengan memanfaatkan Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai
atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Pendekatan ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati,
2) Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE
yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut: 1) Pemanfaatan
Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE
secara langsung). Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka
guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs
pencari (misal: Google). 2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3)
Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong
Komunitas TIK SMP Muhammadiyah 1 Surabaya
Surabaya (20/09/2013)-Pada tanggal 18 Juli 2013,
Pustekkom Kemdikbud melalui sosial medianya di facebook menjaring informasi
komunitas TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang ada di sekolah-sekolah.
Informasi meliputi Nama Komunitas, Program kerja, alamat, nama ketuanya, serta
nomor telepon yang bisa dihubungi.
Ibu Rr. Martiningsih merespon status tersebut, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan acara temu komunitas TIK SMP Muhammadiyah 1
Surabaya.
Temu komunitas TIK yang dijadwalkan pada hari Jumat
tanggal 20 September 2013 bertempat di kelas 7C SMP Muhammadiyah 1 Surabaya,
diawali dengan pembacaan kalam Ilahi, dilanjutkan sambutan dari Kepala SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, Drs. H. Suprijanto. Supriyanto menjelaskan bahwa
Komunitas TIK dibentuk karena pentingnya Pembelajaran berbasis TIK
merupakan pembelajaran yang berasaskan konsep pembelajaran komputer dan
multimedia.
‘Pendidikan bebasis TIK saat ini sudah berkembang
pesat, kebutuhan akan berbagai konten pembelajaran sangat diperlukan mengingat
kondisi perkembangan teknologi informasi (TI) yang semakin cepat harus
diimbangi dengan penguasaan oleh penggunanya, khususnya tenaga pendidik di SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya’, jelasnya lebih lanjut.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information
Communication and Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah
menjadi kebutuhan yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses
pendidikan. Isu-isu pendidikan di Indonesia seperti kualitas dan relevansi
pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan, rentang geografi, manajemen
pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran
dan sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan
berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi
pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan
maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, efektifitas
dan akses pendidikan.
Komunitas
TIK yang dibentuk sejak tanggal 10 Nopember 2008, saat SMP Muhammadiyah 1
Surabaya terpilih sebagai sekolah Binaan Televisi Edukasi (TVE) Pustekkom Kemdiknas.
Sebelum komunitas terbentuk, lembaga pendidikan telah memiliki televisi untuk
setiap kelas, dan juga peralatan multimedia, ditunjang pula dengan adanya
parabola.
Dalam
perkembangannya baik Kepala Sekolah, guru dan karyawan di lingkungan sekolah Muhammadiyah
dipersyaratkan untuk menguasai spesifikasi TIK tertentu yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya.
Sarana
prasarana yang menunjang tentunya diperlukan untuk mewujudkan sekolah dengan
berbasis TIK. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka pembelajaran
tidak akan berjalan dengan sempurna.
Selain
sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pembelajaran berbasis
TIK juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran,
membiasakan guru untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman yang semakin
pesat saat ini. Sudah saatnya guru sedikit demi sedikit membiasakan diri
mengajar menggunakan media berbasis TIK, tidak hanya mengandalkan buku.
Program
kerja dan kegiatan komunitas TIK SMP Muhammadiyah 1 Surabaya antara lain:
- Pengelolaan Web Sekolah di http://www.smpm1sby.sch.id/
- Pengenalan Profil Sekolah dan EDS Sekolah melalui Fasilitas Web Dinas Pendidikan Kota Surabaya di http://profilsekolah.dispendik.surabaya.go.id/umum/sekolah.php?id=20532498
- Sharing informasi mengenai Komunitas di https://www.facebook.com/groups/197038197141358/ merupakan komunitas ICT yang terbuka bagi seluruh guru Muhammadiyah di Surabaya, yang saat ini telah beranggotakan 160 orang lebih yang terdiri dari guru (baik guru SMP Muhammadiyah 1 Surabaya maupun guru dari sekolah lain, alumni, serta mahasiswa .
- Pelatihan ICT bagi guru mengenai pemanfaatan software bekerja sama dengan STIKOM
- Pemanfaatan blog bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya
- Pemanfaatan TVE, Portal Rumah Belajar, e-dukasi.net dari Pustekkom Kemdikbud
- Mengikuti Lomba-Lomba ICT diantaranya: Kuis Ki Hajar dan Lomba Video Edukasi
Acara temu
komunitas diikuti oleh seluruh guru SMP Muhammadiyah 1, perwakilan sekolah
lain, serta perwakilan mahasiswa yang semuanya berjumlah 40 orang. Materi
tentang produk Putekkom Kemdikbud dijelaskan secara gamblang oleh Andi
Sulistiyono dari Humas Pustekkom Kemdikbud dan bapak Ari Widodo dari BPMTP
Pustekkom Kemdikbud.
Paparan
produk-produk Pustekkom yang meliputi Televisi Edukasi (TVE), portal
rumah belajar, Radio Suara Edukasi dan Radio Edukasi, M-edukasi membuka wawasan
peserta temu komunitas bahwa materi-materi bisa di unduh gratis .
Tidak kalah
menariknya materi bagaimana membuat presentasi yang menarik dan pembuatan blog
yang disampaikan oleh Andi Sulistiyono.
Peserta
sangat antusias mengikuti jalannya acara temu komunitas ditandai dengan
banyaknya pertanyaan, yang semua dapat dijelaskan oleh pemateri. Kegiatan
berarkhir menjelang maghrib, dan ditutup dengan doa (AS).
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/temu-komunitas-tik-smp-muhammadiyah-1-surabaya/
Surabaya
(20/09/2013)-Pada tanggal 18 Juli 2013, Pustekkom Kemdikbud melalui
sosial medianya di facebook menjaring informasi komunitas TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) yang ada di sekolah-sekolah. Informasi
meliputi Nama Komunitas, Program kerja, alamat, nama ketuanya, serta
nomor telepon yang bisa dihubungi.
Ibu Rr. Martiningsih merespon status
tersebut, yang kemudian ditindaklanjuti dengan acara temu komunitas TIK
SMP Muhammadiyah 1 Surabaya.
Temu komunitas TIK yang dijadwalkan pada
hari Jumat tanggal 20 September 2013 bertempat di kelas 7C SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, diawali dengan pembacaan kalam Ilahi,
dilanjutkan sambutan dari Kepala SMP Muhammadiyah 1 Surabaya, Drs. H.
Suprijanto. Supriyanto menjelaskan bahwa Komunitas TIK dibentuk karena
pentingnya Pembelajaran berbasis TIK merupakan pembelajaran yang
berasaskan konsep pembelajaran komputer dan multimedia.
‘Pendidikan bebasis TIK saat ini sudah
berkembang pesat, kebutuhan akan berbagai konten pembelajaran sangat
diperlukan mengingat kondisi perkembangan teknologi informasi (TI) yang
semakin cepat harus diimbangi dengan penguasaan oleh penggunanya,
khususnya tenaga pendidik di SMP Muhammadiyah 1 Surabaya’, jelasnya
lebih lanjut.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology
(ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar
dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu
pendidikan di Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses
dan ekuitas pendidikan, rentang geografi, manajemen pendidikan, otonomi
dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran dan
sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan
berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi
pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga
kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas,
produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan.
Komunitas TIK yang dibentuk sejak tanggal 10 Nopember 2008, saat SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya terpilih sebagai sekolah Binaan Televisi
Edukasi (TVE) Pustekkom Kemdiknas. Sebelum komunitas terbentuk, lembaga
pendidikan telah memiliki televisi untuk setiap kelas, dan juga
peralatan multimedia, ditunjang pula dengan adanya parabola.Dalam perkembangannya baik Kepala Sekolah, guru dan karyawan di lingkungan sekolah Muhammadiyah dipersyaratkan untuk menguasai spesifikasi TIK tertentu yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Sarana prasarana yang menunjang tentunya diperlukan untuk mewujudkan sekolah dengan berbasis TIK. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan sempurna.
Selain sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pembelajaran berbasis TIK juga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, membiasakan guru untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman yang semakin pesat saat ini. Sudah saatnya guru sedikit demi sedikit membiasakan diri mengajar menggunakan media berbasis TIK, tidak hanya mengandalkan buku.
Program kerja dan kegiatan komunitas TIK SMP Muhammadiyah 1 Surabaya antara lain:
- Pengelolaan Web Sekolah di http://www.smpm1sby.sch.id/
- Pengenalan Profil Sekolah dan EDS Sekolah melalui Fasilitas Web Dinas Pendidikan Kota Surabaya di http://profilsekolah.dispendik.surabaya.go.id/umum/sekolah.php?id=20532498
- Sharing informasi mengenai Komunitas di https://www.facebook.com/groups/197038197141358/ merupakan komunitas ICT yang terbuka bagi seluruh guru Muhammadiyah di Surabaya, yang saat ini telah beranggotakan 160 orang lebih yang terdiri dari guru (baik guru SMP Muhammadiyah 1 Surabaya maupun guru dari sekolah lain, alumni, serta mahasiswa .
- Pelatihan ICT bagi guru mengenai pemanfaatan software bekerja sama dengan STIKOM
- Pemanfaatan blog bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya
- Pemanfaatan TVE, Portal Rumah Belajar, e-dukasi.net dari Pustekkom Kemdikbud
- Mengikuti Lomba-Lomba ICT diantaranya: Kuis Ki Hajar dan Lomba Video Edukasi
Paparan produk-produk Pustekkom yang meliputi Televisi Edukasi (TVE), portal rumah belajar, Radio Suara Edukasi dan Radio Edukasi, M-edukasi membuka wawasan peserta temu komunitas bahwa materi-materi bisa di unduh gratis .
Tidak kalah menariknya materi bagaimana membuat presentasi yang menarik dan pembuatan blog yang disampaikan oleh Andi Sulistiyono.
Peserta sangat antusias mengikuti jalannya acara temu komunitas ditandai dengan banyaknya pertanyaan, yang semua dapat dijelaskan oleh pemateri. Kegiatan berarkhir menjelang maghrib, dan ditutup dengan doa (AS).
- See more at: http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/temu-komunitas-tik-smp-muhammadiyah-1-surabaya/#sthash.6vfYfeKN.dpuf
link
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpuf
Jakarta
(12/11/2013), Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan
Jakarta diikuti oleh ratusan guru dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
- See more at:
http://setjen.kemdikbud.go.id/pustekkom/berita/pemanfaatan-tve-terintegrasi-pembelajaran-kurikulum-2013/#sthash.MUS9LifW.dpufPemanfaatan TVE Terintegrasi Pembelajaran Kurikulum 2013
22 November 2013 | Category: Berita | Comments: 0
Jakarta (12/11/2013), Seminar
Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza
Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan Jakarta diikuti oleh ratusan guru
dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
Pemanfaatan TVE Terintegrasi Pembelajaran Kurikulum 2013
22 November 2013 | Category: Berita | Comments: 0
Jakarta (12/11/2013), Seminar
Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza
Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan Jakarta diikuti oleh ratusan guru
dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
Pemanfaatan TVE Terintegrasi Pembelajaran Kurikulum 2013
22 November 2013 | Category: Berita | Comments: 0
Jakarta (12/11/2013), Seminar
Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza
Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan Jakarta diikuti oleh ratusan guru
dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
Pemanfaatan TVE Terintegrasi Pembelajaran Kurikulum 2013
22 November 2013 | Category: Berita | Comments: 0
Jakarta (12/11/2013), Seminar
Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Plaza
Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan Jakarta diikuti oleh ratusan guru
dan praktisi pendidikan.
Ibu Rr. Martiningsih guru SMP
Muhammadiyah 1 Surabaya, menyajikan best practice pemanfaatan TVE dalam
pembelajaran. Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni
fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta
melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka
dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak
bisa dioptimalkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah
mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003.
Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh
tontonan mereka, seperti materialisme, kekerasan, mistik seperti pada
cerita-cerita misteri akan mewarnai benak anak-anak. Oleh karena itu,
televisi, khususnya Televisi Edukasi sangat cocok dijadikan sebagai
sumber belajar. Apakah tayangan Televisi Edukasi sesuai dengan
Kurikulum 2013? Strategi pembelajaran dengan memanfaatka Siaran Televisi
Edukasi sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai
oleh peserta didik.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam
pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang
tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil
(misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu
besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis
(misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana
alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang
sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Siaran Televisi Edukasi telah dirancang
sesuai dengan pendekatan ilmiah. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Alur pembelajaran pada siaran Televisi Edukasi telah disesuaikan dengan
kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Televisi Edukasi telah menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan
ilmiah pembelajaran dengan Televisi Edukasi meliputi: 1) Mengamati, 2)
Menanya, 3) Mengumpulkan Data, 4) Mengasosiasikan, 5)
Mengkomunikasikan hasil.
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE
(Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran
selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut
dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google).
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. 3) Pemanfaatan Program
Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong (AS)
Subscribe to:
Posts (Atom)