Best Practice Duta Rumah Belajar Jawa Timur


Perkenalkan, nama saya Raden Roro. Martiningsih, S.Pd., M.Pd. dan saya biasa dipanggil Bu Roro.. Saya mengenal Portal Rumah Belajar yaitu, pada suatu ketika saya  browsing mencari sumber belajar tentang himpunan pada tahun 2013. Saat itu, saya benar-benar merasa senang menemukan Portal Rumah Belajar untuk materi yang saya cari yaitu himpunan, apalagi ada animasi untuk materi irisan dan gabungan dua himpunan. Pemanfaatan Portal Rumah Belajar yang menyenangkan bagi siswa saat belajar himpunan akhirnya saya tulis dan dimuat di Julnal Teknodik.

Melalui facebook, saya menjalin komunikasi dengan guru sekolah lain bagimana memanfaatkan Rumah Belajar, yang salah satunya adalah Kelas Maya. Mendengar nama Kelas Maya pada tahun 2013 adalah sesuatu yang menakjubkan bagi saya, dan terus ingin tahu. Hal lain yang menarik perhatian saya adalah saat ada fitur Wahana Jelajah Ruang Angkasa. Saya benar-benar ingin tahu seperti apa fitur itu, di mana saya bisa mengaksesnya, apa siswa bisa belajar secara gratis, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang saya tidak tahu siapa yang bisa menjawab. Saya mencoba menggali lebih jauh seperti apa Portal Rumah Belajar melalui situs pencari di internet.

Hingga, pada bulan Juni 2017, ada informasi melalui whatsapp grup, yang berisi pemberitahuan tentang pelatihan pemanfaatan multimedia dan web dalam pembelajaran. Saya tertarik mengikutinya, lolos pada tahap awal, dan akhirnya bisa mengikuti bimtek tatap muka yang saat ini disebut sebagai level tiga pada tanggal 2-4 Agustus 2017 di Surabaya. Saya sangat bangga bisa menjadi salah satu bagian dari peserta binntek saat itu. Petanyaan- pertanyan yang sudah muncul sejak 2013 terjawab saat itu. Begitu banyak materi yang saya dapatkan, membuat saya takjub, saya merasa mendapat rahmat dari Allah yang sangat besar, karena pada saat itu mendapatka ilmu yaang begitu luar biasa, yang tidak mungkin saya dapatkan bila hanya memanfaatkan situs pencari, karena beberapa hal lebih nyaman bila disampaikan secara tatap muka. Kelebihan lain yang saya dapatkan saat mengikuti bimtek saat itu adalah saya bertemu dengan orang-orang yang sangat luar biasa dari kota lain, bertemu dengan instruktur yang sangat pintar dan panitia yang sabar.

Semua materi yang saya dapat benar-benar saya pelajari saat itu. Saya sering bertanya bila saya merasa tidak jelas. Sayang waktu cepat berlalu. Kami mendapatkan softcopy beberapa file, serta tugas yang harus kami jalankan untuk diseminasi Rumah Belajar. Saat itu kami wajib mendesiminasikan Rumah Belajar pada sepuluh guru dari sepuluh sekolah yang berbeda. Saya merasa tugas itu sangat kecil, dan saya merasa sanggup menyelesaikan dengan cepat, karena saya bisa menghubungi teman-teman saya yang juga guru di sekolah lain.

Saya tidak mungkin mendatangkan 10 guru dari 10 sekolah yang berbeda ke sekolah saya, karena saya terkendala banyak hal, misalnya, saya harus ijin kepala sekolah perihal penggunaan ruang, bagaimana konsumsi mereka, penentuan waktu, belum lagi menghadapi teman sekantor yang pasti kepo dengan sejuta pertanyaaan mengapa ada tamu di sekolah kita, yang saya merasa sangat ribet, apalagi jika yang diundang juga punya sejuta alasan menolak. Sehingga saya harus menggunakan strategi jemput bola. Saya kirim pesan melalui whatsapp pada teman yang menjadi guru di sekolah lain.  Yang saya datangi pertama kali adalah SMP Negeri 37 Surabaya, karena jika Ujian Nasional saya menjadi pengawas ujian di sekolah tersebut, sehingga saya mengenal beberapa gurunya. 

Langsung pada intinya, saya memberitahukan kepada staf SMPN 37 Surabaya tujuan saya datang adalah utuk desiminasi Rumah Belajar, dan saya berjanji waktunya tidak lama. Akhirnya dua guru belajar Rumah Belajar saat itu, dan juga bagaimana membuat vlog dengan Video Show. Tak lupa saya merekam kegiatan tersebut baik foto maupun video. Besoknya saya ke SMA Negeri 5 Surabaya, melakukaan hal yang sama dengan ketika di SMP Negeri 37. Saya melatih stafnya. Diseminasi berlanjut dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Saya datangi satu persatu. Dalam waktu seminggu saya sudah menyelesaikan tugas. Sangat lega rasanya.

Saat akan membuat laporan dan membaca file yang saya copy saat bimtek, ada kata-kata yang sangat menyentuh hati saya, yaitu Duta Rumah Belajar sebagai perwakilan Pustekkom Kemendikbud dalam memperkenalkan dan mensosialisasikan Portal Rumah Belajar ke seluruh wilayah Indonesia. Saya merasa itu benar, karena berapa banyak guru di Indonesia, jangankan di Indonesia, di Surabaya saja, jumlah guru 36.000 lebih, dan saat itu, saya adalah perwakilan dari Surabaya.  Ya Allah betapa berdosanya saya bila tidak melakukan diseminasi lebih banyak lagi. Bukankan ilmu yang bermanfaat yang bia membuat kita di surga? Bukankah ilmu tidak akan pernah habis walau dibagikan? Bukankah Allah mengangkat derajat orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan lebih tinggi? Kalau hanya 10 guru yang menjadi target saya, betapa tidak bergunanya saya, karena hanya sepuluh yang tahu tentang Rumah Belajar dan 36.000 guru di Surabaya bagaimana? Saya sedih saat itu, apalagi saat saya desiminasi Rumah Belajar, tak satupun guru yang mengenal Rumah Belajar sebelumnya.

Saya benar-benar termotivasi untuk desiminasi, dengan pertimbangan, dulu saat 2013 saya juga tidak tahu dan sangat ingin tahu, mengapa saat saya sudah tahu, saya tidak membagikan apa yang saya ketahui, Ya allah, saya benar-benar termotivasi deseminasi karena keyakinan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah surga untuk saya.

Saya mulai memasang iklan di facebook dan whatsapp grup, siapa yang mau belajar secara gratis tentang Rumah Belahar dan cara membuat vlog. Yang pertama kali merespon iklan saya adalah SD Katholik Santa Clara. Saya diundang untuk melatih seluruh gurunya. Sekolah berikutnya adalah SD Muhammadiyah 10 Surabayaa, kemudian menyusul SD Muhammadiyah 17 Surabaya. Terus setiap hari ada tawaran untuk sosialisasi Rumah Belajar, dan sosialissi Rumah Belajar terus berlanjut Berbekal sepeda motor, saya mengunjungi sekolah-sekolah itu. Target saya adalah, paling tidak per kecamatan di Surabaaya. Yang terjauh adalah SDN Sememi di Kecamatan Benowo. Saat di perjalanan menuju sekolah itu, saya merasa sberfikir pastilah ekolahnya kecil dan kondisi pedesaan. Di luar dugaan ternyata sekolahnya sangat megah dengan jumlah guru lebih dari 50 orang Wooooowww. Tidak sia- sia jauh-jauh datang.

Permintaan untuk mendapatkan sosialisasi Rumh Belajar secara gratis terus berdatangan sehingga saya melatih juga di luar kota Surabaya, diantara di dua SD Negeri di Bangkalan, beberapa sekolah di Sidoarjo, dan satu sekolah di Lamongan, semua saya jalankan dengan biaya pribadi. Saya percaya bila saya ikhlas maka Allah akan membalas. Dan jika saya yakin maka allah akan menjamin.Kegitan desiminasi Rumah Belajar terus saya lakukan sampai sekarang.

Saya terpilih sebagai Duta Rumah Belajar Propinsi Jawa Timur, alhamdulillah. Saat menjadi Duta Jawa Timur kami memiliki beberapa tugas. Diantara tugas untuk ke Leveel 4 saat itu adalah membuat Karya Tulis Ilmiah. Rencanaya saat itu, saya ingin melaporkan PTK yang sudah saya tulis saat memanfaatkan Rumah Belajr, tapi saya batalkan, karena dengan pertimbangan pasti Duta Rumah Belajar yang lain juga membuat PTK. Saya ingin membuat yang berbeda, sehingga saya berselancar di ssitus pencari, untuk mendapatkan ide.

Saya ingin menulis bagaimana persepsi guru di Surabaya setelah mendapatkan sosialisasi dan setelah memanfaatkan Rumah Belajar dalam pembelajaran. Beberapa guru dari sekolah-sekolah yang telah mendapatkan sosialisasi Rumah Belajar telah membuat PTK dengan memanfaatkan Rumah Belajar. 

Saya benar-benar fokus saat ke level 4, membuat video mempergunakan aplikasi video show karena menurut saya video show sangat mudah. Banyak aplikasi atau softare yang canggih. Tapi untuk apa bila aya tidak menguasai?

Di mana saja, kapan saja, saya selalu sosialisasi Rumah Belajar, bahkan saat di kereta. Alhamdulillah, jika saya melihat kegembiraan yang terpancar dari wajah orang-orang yang pada akhirnya bisa memanfaatkan Rumah Belajar, saat itu hati saya juga bahagia. Seperti kata pepatah, Bahagia Itu Sederhana. Dan pada akhirnya, alhamdulillah saya terpilih jadi Duta Rumah Belajar Terbaik Nasional. Sesungguhnya nikmat Allah manakah yang saya dustakan? Alhamdulillah.