Rekam Pembelajaran Sosiologi Kelas X SILN 11 Februari 2021





Pengaruh Sosialisasi Nilai (Budaya) terhadap Pembentukan Kepribadian     · 



Pada dasarnya, kepribadian diartikan sebagai suatu kebiasaan dan sikap yang bersifat tetap serta menjadi karakteristik dalam diri seseorang. Kepribadian menentukan bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bertindak dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan menurut Koentjaraningrat, kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain. Adanya kepribadian dalam diri seseorang tidaklah semata-mata diperoleh sejak lahir, namun lingkungan sosial ikut berperan dalam pembentukannya. Dalam hal ini, kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi di mana individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit, bagaimana bertingkah laku dan mengenal kebudayaan masyarakat. Misalnya, anak belajar bergaul, menghormati orang tuanya, menghormati hak milik orang lain, berlaku jujur, rajin beribadah, dan lainlain. George Herbert Mead menyatakan bahwa kepribadian manusia terjadi melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia akan berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat. Mead
mengemukakan pengembangan diri atau kepribadian seseorang berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut. 

1. Imitation Stage (Tahap Peniruan)
Tahap ini merupakan tahap permulaan di mana seorang bayi menanggapi orang lain hanya sebagai bentuk imitasi atau peniruan. Mereka mengikuti perilakuperilaku tertentu tanpa mengetahui maksud perilaku tersebut. Mereka belum mampu menggunakan simbolsimbol sehingga Mead menyimpulkan bahwa pada tahap ini seorang bayi belum memiliki diri.
2. Play Stage (Tahap Bermain)
Pada tahap ini, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada di sekitarnya. Misalnya, menirukan peranan yang dijalankan orang tuanya atau orang dewasa lain yang sering berinteraksi dengannya, seperti kakak, nenek, polisi, dokter, sopir, dan lain-lain.
3. Game Stage (Tahap Bermain Peran)
Pada tahap ini, seorang anak mengetahui peran yang harus dijalankan bahkan mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain. Hal ini terlihat pada seorang anak yang tengah bermain kasti. Anak tersebut tahu peranannya sendiri dalam permainan, misalnya sebagai pelempar bola. Ia mengetahui pula bagaimana peranan temannya yang menjadi pemukul bola, penangkap bola, pemain tengah atau pemain belakang.
4. Generalized Others (Tahap Umum Lainnya)
Pada tahap ketiga ini, seorang anak telah mampu mengambil peranan yang ada di dalam masyarakat. Ia mampu berinteraksi dengan orang lain karena telah memahami peranannya sendiri serta peran orang lain yang menjadi mitra interaksinya. Contoh: sebagai seorang siswa, ia mengetahui peranan gurunya atau sebagai seorang cucu, ia pun memahami peranan neneknya.

Menurut F.G. Robbins proses perkembangan manusia sebagai mahluk sosial dengan melalui proses sosialisasi tersebut dipengaruhi oleh lima faktor :
1. Sifat dasar: merupakan keseluruhan potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya. Sifat dasar ini terbentuk pada saat konsepsi(pembuahan), dan masih bersifat potensi yang akan berkembang teraktualisasi karena adanya pengaruh faktor - aktor lain, seperti lingkungan dan sebagainya.

2. Lingkungan prenatal (sebelum kelahiran): merupakan lingkungan dalam kandungan. Dalam periode ini individu mendapatkan pengaruh - pengaruh tidak langsung dari ibu, seperti pengaruh dari
beberapa jenis penyakit yang diderita ibu, gangguan endokrin, struktur tubuh ibu ( daerah panggul) shock pada saat kelahiran dan sebagainya yang kesemuanya itu memungkinkan terjadinya
gangguan fisik maupun mental setelah individu dilahirkan, sehingga dapat menghambat poses sosialisasinya.


3. Perbedaan individual : sejak saat dilahirkan, anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik, berbeda dari individuindividu yang lain. Perbedaan individual meliputi perbedaan ciriciri fisik ( bentuk badan, warna kulit dan lainnya ), ciri fisiologik (berfungsinya sistem indokrin), ciri mental dan emosional, maupun ciri personal dan sosial. Dengan keunikan tersebut individu
bersikap selektif terhadap pengaruh-pengaruh lingkungannya.


4. Lingkungan: merupakan kondisi - kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses sosialisasinya, seperti : Lingkungan alam ( keadaan tanah, iklim, flora dan fauna). Sebagai contoh, masyarakat yang hidup di daerah tandus sering bersaing dalam meperoleh sumber air sebagai sumber kehidupannya; kondisi ini mempengaruhi perkembangan sosial individu-individunya.
Kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu hidup, baik aspek kebudayaan material (rumah, perlengkapan hidup, hasil-hasil teknologi) maupun aspek non-material (nilainilai, adat-istiadat, pandangan hidup dan sebagainya), dimana keduanya akan mewarnai proses sosialisasi yang dijalaninya. Manusia lain dan masyarakat di sekitar individu yang dapat memberi stimulasi maupun membatasi proses sosialisasi. Dalam hal ini keluarga dipandang sebagai lingkungan yang sangat penting.


5. Motivasi : merupakan kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat. Motivasi dibedakan menjadi: a) dorongan, seperti dorongan untuk makan, minum,
istirahat dan sebagainya; b) kebutuhan, yakni merupakan dorongan yang telah ditentukan secara personal, sosial dan kultural seperti kebutuhan : bersama orang lain, berprestasi, afeksi, bebas
dari rasa takut, bebas dari rasa bersalah, terlibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya, kepastian ekonomi, dan terintegrasikannya sikap, keyakinan dan nilai-nilai. Tingkat
kekuatan motivasi ini akan memberikan pengaruh terhadap jalannya proses sosialisasi individu.







Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian sosialisasi menurut Hasan Shadily!
2. Sebutkan dan jelaskan dua cara terjadinya sosialisasi!
3. Jelaskan fungsi umum sosialisasi!
4. Sebutkan faktor-faktor pembentuk kepribadian!
5. Jelaskan peranan sosialisasi dalam membentuk kepribadian!
6. Jelaskan mengapa keluarga disebut tempat pertama berlangsungnya sosialisasi!
7. Sebutkan fungsi penting sekolah dalam proses sosialisasi!
8. Sebutkan tujuan dari proses sosialisasi itu sendiri!
9. Bilamana proses sosialisasi dikatakan berhasil?
10. Jelaskan hubungan antara sosialisasi dengan kepribadian!