Baby Crab
2 min read
Pernah suatu ketika saya home visit rumah siswa di area pantai. saya mengajak Fiona. Di rumah siswa, ibunya menawarkan kepada saya dagangan aneka olahan pantai. Dia berharap akupun mau menjualkan dagangannya ke rekan rekan ku. Aku bilang, saya beli untuk saya saja, saya tidak berbakat berdagang. Saya membeli dua pak baby crap crispy. satu dimakan di tempat oleh Fiona, dan satunya dibawa pulang. Besoknya, satu pak baby crap crispy tersebut dimakan di sekolahku, dan saya menawarkan kepada temanku untuk mencicipi. aku bilang itu buatan siswa kita. kalau minat nanti saya belikan saat berkunjung ke pantai lagi. Fiona berpesan, ma... teman mama kalau ambil satu satu saja, nanti habis. aku suka. Saya bilang, Gak apa Fiona, nanti kita beli lagi. Pak Supri temanku, sangat senang katanya enak. Lalu nitip. Oke, kalau ke pantai saya belikan Pak.... begitu kataku.
Saat ke pantai lagi, saya membeli lagi baby crap chrispy pesanan Pak Supri. Fiona bilang, jangan dijual ke Pak supri ma, untuk aku saja, ... Akhirnya, aku mengiyakan. Baby crap crispy aku tinggal di rumah.
Waktu berlalu. saya sudah lupa kejadian baby crap tersebut.
Sekarang sudah musim penghujan, Kadang hujan sangat lebat, berangin, sehingga kadang aku ketakutan.
Fiona saya larang berangkat mengaji jika hujan lebat, walau dia ngeyel pakai jas hujan. Saya bilang, tunggulah hujan mereda, baru berangkat. Tidak apa terlambat, kan ustadzah mengaji maklum karena hujan.
Saat itu saya mengetik di ruang tengah. Tak berapa lama, terdengar suara sepeda Fiona, pulang mengaji. Setelah mengucap salam, aku dengar pintu gerbang ditutup. terdengar suara fiona parkir sepedanya. Saya masih tetap mengetik di ruang tengah. Beberapa menit kemudian, saya mendengar suara kompor di dapur dinyalakan. Klek.
Saya terkejut. Kok Fiona baru datang mengaji menyalakan kompor?
Saya bergegas ke dapur. Di dapur sudah ada sedikit adonan tepung bumbu siap saji. Fiona mau menggoreng.
Aku bertanya, mau memasak apa?
Fiona menyembunyikan sesuatu di mangkuk kecil.
Apa itu, mama lihat.
Dengan takut takut, Fiona menunjukkan isi mangkuknya.
Ya Allah, pengen pingsan aku.
isi mangkuk itu, seekor kepiting cilik banget. cuma satu. katanya nemu di depan rumah guru mengaji. mau digoreng....
Aku teriak histeris, ya Allah, dibuang aja, jangan masak itu. Mengerikan. Kalau mau kepiting bilang saja, nanti dibelikan mama.
Dan aku setres berat.
Ya Allah........
Post a Comment