Pembelajaran Kontekstual dengn Pendekatan Teknologi
4 min read
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model pembelajaran kontekstual tidak bersifat ekslusif akan tetapi dapat digabung dengan model-model pembalajaran yang lain, misalnya: penemuan, keterampilan proses, eksperimen, demonstrasi, diskusi, dan lain-lain.
Pendekatan kontekstual dapat diimplementasikan dengan baik, dituntut adanya kemampuan guru yang inovatif, kreatif, dinamis, efektif dan efisien guna menciptakan pembelajaran yang kondusif. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya nara sumber dalam pembelajaran dan kegiatan telah beralih menjadi siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran serta peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator, maka semangat siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode, materi, dan media yang bervariasi.
Penerapan kegiatan mengkonstruk atau membangun sendiri pengetahuan pada siswa, membuat siswa terlatih untuk bernalar dan berpikir secara kritis melalui kegiatan inquiry atau menemukan sendiri masalah, kebebasan bertanya (questioning), penerapan masyarakat belajar (learning community) yaitu melatih siswa untuk bekerjasama, sharing idea, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, saling berkomunikasi sehingga terjadi interaksi yang positif antar siswa dan pada akhirnya siswa terlibat secara aktif belajar bersama-sama.
Saya memanfaatkan PowerPoint untuk pembelajaran kontekstual karena peran saya sebagai guru yaitu membuat bahan tayang. Nah itu PowerPoint itu sudah memiliki tema atau template di mana menurut saya tema-tema yang disajikan oleh sistem itu model dewasa atau model bukan untuk anak-anak sehingga saya akhirnya mencari tema-tema bernuansa anak-anak dari situs pencari. Namun pada masa itu masih banyak yang berbayar.
Sebagai guru matematika, saya mengajarkan aneka bangun datar kepada siswa saya, dan apa manfaat mempelajari bangun datar. Kumpulan bangun datar juga bisa menjadi desain bros. Akhirnya saya mengajak siswa untuk mendesain bros di Microsoft Paint Brush, siswa mempresentasikan desain brosnya kepada teman sekelas dengan PowerPoint, membuat ulasan di Microsoft Word, dan akhirnya menghitung keuntungan membuat bros di Microsoft Excel. Kejadian ini sebenarnya sederhana. Tapi menjadi penting bagi siswa yang tinggal di area pantai, karena dengan kemampuan siswa bisa mendesain bros yang lebih cantik dari sebelumnya, bisa menghitung keuntungan, akhirnya siswa punya uang tabungan untuk membayar angkutan umum dari rumah mereka ke sekolah. Selama ini bagi siswa pesisir pantai, jika angin kencang maka orang tua tidak melaut, tidak ada hasil tangkapan ikan dan tidak punya uang untuk membayar transportasi umum anak mereka ke sekolah. Kini siswa bisa membayar sendiri transportasi ke sekolah tanpa tergantung uang saku dari orang tua. Kisah ini menjadi inspirasi pada proyek saya di ajang Microsoft Education Exchange di Singapura tahun 2018. Pada saat itu saya berkesempatan bertemu dengan guru dari semua negara di dunia.
Tema tayangan PowerPoint berbasis bentuk bangun datar terus saya buat. Itu menantang saya untuk membuat tema presentasi yang sesuai dunia anak-anak. Semakin berkembang. Zaman sekarang sudah ada tema-tema yang gratis. Tema-tema yang disajikan secara gratis itu memotivasi saya untuk membuat tema baru yang disukai siswa. Mulailah saya membuat bahan ajar di PowerPoint yang saya simpan dengan ekstensi .jpeg dan saya jadikan pengisi konten instagram, facebook, blog pribadi, web sekolah, maupun blog sekolah. Saya menggunakan nama- nama siswa saya pada setiap bahan ajar buatan saya. Secara bergantian nama siswa saya pakai di bahan ajar saya, hal itu menyebabkan siswa termotivasi melihat bahan ajar itu berulang karena ada nama mereka. Jika siswa namanya belum ada, maka dia akan memberi tahu jika namanya belum ada dan ingin tampil di bahan ajar berikutnya. Hal itu memotivasi saya terus membuat bahan ajar secara berkala. Tentu saja bahan ajar itu didesain di PowerPoint dan disimpan sebagai .jpeg untuk ditayangkan di media sosial.
Akhirnya saya termotivasi untuk mengumpulkan desain bahan ajar menjadi buku. Jadilah beberapa buku yang didesain di PowerPoint bahkan sudah saya ISBN kan. Buku itu berupa komik. Komik adalah media yang digunakan untuk mengekspresikan ide dengan gambar, sering dikombinasikan dengan teks atau informasi visual lainnya. Komik menjadi salah satu bentuk komunikasi visual yang berguna untuk menyampaikan informasi dan mempunyai kelebihan berupa mudah dimengerti. Adanya kolaborasi antara gambar dan teks yang dirangkai sedemikian rupa membentuk alur cerita yang menarik. Dari komik inilah saya membuat cerita bertema matematika ataupun juga literasi numerasi. Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal komponen literasi numerasi diambil dari cakupan matematika. Literasi dan numerasi merupakan dasar kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai pondasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan agar anak mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Kemampuan literasi numerasi sebagai pengetahuan dan kecakapan yang erat kaitannya dengan pemahaman angka, simbol dan analisis informasi kuantitatif. Dengan bantuan komik ini diharapkan siswa senang matematika.
Post a Comment