Digital citizenship: Prepare todays learners for online success Tatap Muka Hari Kedua




Pembelajar saat ini memiliki berbagai teknologi yang mengesankan yang mereka miliki. Pendidik terkadang berasumsi bahwa semua peserta didik adalah pengguna teknologi yang kompeten, dengan sedikit kebutuhan akan bimbingan pendidik. Namun, mengetahui cara menggunakan teknologi dan memahami bagaimana tindakan online memengaruhi kita dan orang lain adalah dua keahlian yang sama sekali berbeda. Pemahaman ini adalah kewarganegaraan digital.

Pelajar tidak sering menyadari bagaimana interaksi mereka di kelas mempengaruhi orang lain melalui kata-kata dan tindakan mereka. Pendidik mendiskusikan dan memperkuat aturan, norma, dan harapan masyarakat; membantu menciptakan komunitas kelas yang nyaman dan saling menghormati.

Sama seperti pelajar diajarkan bagaimana berinteraksi dan berkontribusi pada dunia fisik, pelajar juga harus diajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan hal yang sama secara online. Keterampilan kewarganegaraan digital ini berfungsi sebagai prinsip panduan; agar peserta didik menggunakan teknologi secara tepat, aman, dan bertanggung jawab. Karena ruang kelas terus menambahkan lebih banyak teknologi untuk memberi manfaat bagi pelajar, kebutuhan untuk memodelkan dan menjelaskan penggunaan digital yang tepat terus meningkat. Dengan kebutuhan ini menjadi lebih umum, sumber daya kewarganegaraan digital menjadi semakin tersedia. Dr. LeeAnn Lindsey dan Dr. Kristen Mattson, yang secara kolektif dikenal sebagai "Dokter DigCit", berbagi kerangka kurikulum luar biasa yang memberikan wawasan dan implementasi praktis untuk memulai percakapan kewarganegaraan digital di kelas Anda.

Menggunakan teknologi dalam pendidikan meruntuhkan hambatan dan memberikan kesempatan untuk belajar dari dan berinteraksi dengan orang lain dari seluruh dunia. Mengintegrasikan keterampilan kewarganegaraan digital ke dalam kelas mana pun tidak pernah sepenting sekarang ini. Seperti yang dikatakan Jennifer Fleming, Associate Professor di Departemen Jurnalisme dan Komunikasi Massa California State University, “Mengajar di era internet berarti kita harus mengajarkan keterampilan masa depan hari ini.” ( The Yale Tribune | Mengajar Keterampilan Besok Hari Ini )

Dalam istilah yang paling sederhana, pedagogi adalah bagaimana pendidik mengajar, termasuk interaksi yang terjadi dengan peserta didik dalam suatu lingkungan pendidikan. Interaksi yang bermakna berkembang ketika pendidik mendekati topik dengan cara berwawasan ke depan, berfokus pada apa yang harus dilakukan siswa alih-alih berfokus pada apa yang tidak boleh dilakukan. Pengajaran kewarganegaraan digital melalui lensa positif membantu mempengaruhi pertumbuhan peserta didik untuk memahami peran mereka di era digital ini.

Masyarakat Internasional untuk Teknologi dalam Pendidikan (ISTE) percaya pada pengajaran yang digerakkan oleh pelajar yang memberdayakan suara pelajar. Standar ISTE untuk siswa menegaskan pandangan pedagogis yang berfokus pada kepositifan dalam penyampaian. Standar ISTE menyoroti pembelajaran dalam upaya untuk memberdayakan pelajar, membantu mereka menemukan siapa yang mereka inginkan di dunia digital.

Standar siswa 1.2, Digital Citizen, meminta siswa untuk: Fokus pada pengelolaan identitas digital di dunia dengan keabadian.
Terlibat dalam perilaku positif secara online.
Memahami dan menghormati kekayaan intelektual.
Jaga keamanan data pribadi.

Misi Microsoft adalah memberdayakan setiap orang di planet ini untuk mencapai lebih banyak. Sebagai pendidik, kami dapat memberdayakan peserta didik untuk merangkul alat digital dengan cara yang positif dan menegaskan sambil membimbing mereka untuk menghindari praktik yang mengurangi kekuatan teknologi.

Lima "pernyataan" menambah makna untuk menemukan pentingnya menjadi warga digital yang baik. Pernyataan tersebut selaras dengan standar Siswa ISTE 1.2 dan mencakup tema pemberdayaan peserta didik untuk mencapai lebih banyak. Lima pernyataan "menjadi" ini adalah:

Online: Bangun kesadaran tentang bagaimana waktu online memengaruhi kesehatan dan kebugaran.
Jadilah publik: Analisis cara merepresentasikan diri saat online untuk membangun dan meninggalkan jejak digital yang positif.
Bersikaplah pribadi: Terhubung dengan orang lain dengan aman.
Hormati: Ikuti pedoman hak cipta dan kenali kepemilikan konten digital.
Jadilah perseptif: Evaluasi sumber menggunakan strategi literasi digital, termasuk memahami berbagai perspektif.